Kamis, 09 Februari 2023

Proofreading sebelum Menerbitkan Buku

 


KBMN PGRI Gelombang 28 Pertemuan 12 Bapak Susanto yang ditemani dengan Ibu Helwiyah, Narasumber  mengatakan Publikasikan dan bukukanlah apa yang sudah kita tulis.,agar banyak orang yang dapat membacanya. Abadikan dalam bentuk  kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.

 

Pemateri malam ini adalah seorang sarjana  Bahasa Indonesia menjadi guru kelas di sebuah SDN Mardiharjo sumatera selatan Bernama Susanto biasa di panggi pak D yang menyampaiakan materi  berjudul "Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan. Jika ingin mengetahui apa, mengapa, bagaimana proofreading bisa kita lakukan dengan mengambil satu di antara resume yang kita dokumentasikan.

Setelah tulisan 'jadi' langkah selanjutnya adalah melakukan swasunting atau padanannya salah satu alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading adalah KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ketetapan yang merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

 

Saat melakukan swasunting atau pemadanan bisa saja menemukan beberapa perubahan misalnya: Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan. Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya.

Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.

 

Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.

Dalam menulis puisi, kita bisa mengulang kalimat subjek. Sedangkan untuk esai sebaiknya masukkan ke dalam kalimat majemuk. Beliau juga melampirkan link belajar memperbaiki tulisan https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

 

Berdasarkan kutipan yang diambil beliau dari laman uptbahasa.untan.ac.id

Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan

diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalaha-kesalahan mendasar lainnya.

 

Berikut tips melakukan proofreading yang beliau sampaikan

1.      Memperhatikan detail tulisan mulai dari kata, huruf, tanda baca, dan spasi;

2.      Membaca dengan lantang untuk mengetahui kata-kata yang kita tulis sudah benar atau belum;

3.      Membaca perlahan digunakan untuk tulisan nonfiksi;

4.      Berbaik hati kepada diri sendiri dengan memberikan istirahat untuk mendapatkan focus yang lama dalam proofreading

 

Pemateri juga menyampaikan untuk penerbit Mayor, seorang editor (orang yang memriksa terlebih dahulu tulisan sebelum diterbutkan) menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan, standar tulisan. Proofreader  melakukan uji baca pada tulisan. kembali mengutip laman uptbahasa.untan.ac.id  >> dibeberapa jurnal, mereka mewajibkan para penulis untuk memproofread artikel mereka terlebih dahulu sebelum dikirim ke editor buku nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada buku fiksi. Namun, pada fiksi yang sarat dengan dialog tentu ada aturan-aturan bagaimana menulis dialog dengan cara menggunakan tanda baca yang benar.

 

Salah satu "tugas" Proofreading menurut beliau adalah memastikan tulisan itu "bisa diterima logika dan dipahami".  Jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Hal tersebut tidak akan terjadi, jika tulisan di-ENDAPKAN dahulu.  Jika cara itu juga kita merasakan hal yang sama maka mintalah orang lain untuk membaca, bisa juga meminta bantuan proofreader atau menggunakan aplikasi editing tools yang bisa didowload melalui playstore.

Seperti analogi pemateri:  pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun lebih tahu harus ke mana arah bola ditendang.

 

Proffreading adalah tahapan wajib yang harus kita lakukan setelah melalui tahap editorial. Seperti contoh kita menulis di laptop menggunakan keyboard, begitu juga di tablet atau hape pun menggunakan keyboard. Mungkin KBBI-nya tepat akan tetapi, karena tanpa sengaja kita menekan tombol tertentu, misalnya spasi, ikut tersentuh, melompat satu huruf dong.

 

Narasumber mengajak anggota KBMN 28 untuk melakukan Proffreading tulisan agar tulisan kita sesuai dan bagus untuk dibaca. Salam literasi

 

 

1 komentar:

Proofreading sebelum Menerbitkan Buku

  KBMN PGRI Gelombang 28 Pertemuan 12 Bapak Susanto yang ditemani dengan Ibu Helwiyah, Narasumber   mengatakan Publikasikan dan bukukanlah a...