Selasa, 11 Juni 2013

Harapan Semu







Oleh: Aisyah Asafid Abd
140112




Hatiku akan bicara, aku memikirkanmu…
Tanpa tertoreh senyum, jika nanti bertemu denganmu..
sungguh perasaan ini tidak mengenakan..
hanya melempar sikap sinis dan kaku..
atau memberi kalimat untuk memotivasi

meski aku tak disampingmu,
aku akan memantaumu dari kejauhan…
bagaimana kamu, lalu jika sesuatu terjadi padamu
aku akan khawatir,lalu membantumu untuk lebih bersabar, tanpa bilang aku menaruh hati padamu…

apakah kau tahu, aku begini
aku merindukanmu..
apakah kau tahu aku menjauhimu..
karna menghormatimu, dan menjagamu..

jika nanti ada  kesempatan aku bertemu denganmu..
aku ketakutan,merasa malu, bersalah, karena hati ini tak seharusnya dikuasai tentangmu..
aku seperti menduakan-Nya, kamu aku dewakan atas nama cinta..
lalu, aku akan tersenyum, kenapa ini bisa terjadi…
hanya dengan mataku codong melihatmu,lalu mengagumi..

lantas aku akan berfikir..
apakah ini benar cinta?
lalu tanganku akan gemetar..
menangis hanya bisa mencintaimu dalam diam
merindukanmu dalam diam..
apakah kau tahu hal ini..atau kau tak mengerti…
sudahlah, bagaimana kamu, kamu tetap merepotkan hatiku…
berhentilah tersenyum, bukan aku takut jatuh cinta padamu…
tapi aku takut itu hanya pengharapan semu..

Menanti bersama Cinta Tuhan










Oleh : Aisyah Asafid Abd
130612



Tiada dimengerti kecuali mengenaliku dalam keheningan
Dalam diamku “kan  terdengar bias-bias kerinduan
Aku ‘kan selamanya menanti panjang, peraduan..!
Peraduan antara  kata mencintai dan kepemilikan.

Biarlah kumenanti panjang, menunggumu.
Kodratku tiada upaya kepemilikan kecuali penitipan.
Aku punya rasa yang dititipkan Tuhan.
Kujaga, bukan ku jajahi lalu menyalahimu..

Biarlah kumenanti panjang, menunggumu.
Janganlah kau pecahkan semua dengan inginmu
Bukan memberiku tempat nyata,tapi semu..!
Singkap gundahmu, ku menanti bersama cinta Tuhan.

Menantimu, bukan hanya menunggu Matahari kembali
Bukan hanya menunggu rembulan dan bintang pada malam hari
Melainkan, aku menantimu menemani pagi, sampai malam-malam
Tak perlu khawatir, Aku menantimu bersama cinta Tuhan.

Meski Matahari datang, Panas!
Aku akan sedikit berpengarah..
Tuhan akan menitipkan kesegaran, sesekali..sesekali
Lalu Tuhan ‘kan turunkan hujan, untuk menguatkanku lagi..
Lalu, seterusnya seperti itu,biarlah ku menanti panjang, menunggumu bersama cinta Tuhan.


TELAH, Puisi Gadis Selingkuhan











Oleh : Aisyah Asafid Abd

080613

Telah itu tak berarti apa-apa
Bahkan belum terlanjur

Bagaimana kau bisa memaknai perasaan perempuan kecuali nafsumu

Aku rasa semua mempunyai durjana itu
tapi Tuhan tidak lupa menitipkan hati pada jasadmu, keparat!

Engkau lupa dilahirkan oleh rahim perempuan,

Aku tak bisa menebak teka tekimu secara keseluruhan. 
Dan aku tak mau memecahkannya. 
Karena hanya satu jawabanya; aku menjadi korban atas kesalahan dimasa lalumu itu.

Dan benar saja, pagi ini tak sengaja ku baca puisi cintamu. 

Baitnya; Namun kesepakatan telah terjalin

Bukankah kau sudah menjalin

dan aku dalam perut perempuan itu

Sadis teganya kau menulis surat cinta pada gadis

Saat perempuan itu mengandungku

RINDU










Oleh: Aisyah Asafid Abd
060513

Bagaimana aku bisa mengatakan kerinduan padamu 
kerinduan itu hanya pada pemilik yang berikar
Dan kau belum melakukannya untukku

Simpulnya meski kau tak pernah mendengar kerinduan itu

Hakikatnya aku menanam kerinduan pada satu titik dan letak akarnya pada hati.
Ia tumbuh sampai buahnya masak lalu berjatuhan ketika kau tersenyum.

Dan sampai saatnya tetap seperti itu. Kan kusemat semua rasa yang dititipkan Tuhan, bukan menjajaki tapi menjaga hati untukmu.

Perempuan Malam





Oleh : Aisyah Asafid Abdullah

Jingkrak-jingkrak ia terlihat bahagia
Bersolek bak pragawati
Bibirnya merah  seperti cabai
senyumnya mekar seperti mawar
gaunya panjang semampai tanah membelah paha

Lelaki memanggilnya hanya dengan menepuk tangan
Prok..
Prok..
Prok..
Ia disamakan seperti burung dara

Ia terlupa dosa
pikirnya pada esok ia takkan makan
Malam-malamnya berselimutkan kegelisahan
Takut esok temukan nyawa dalam perutnya

malam- malam itu; tangan dan kakinya kembali dituntun bajingan
pada fisik yang tengah sekarat
Ia masih mengayun kenistaan
pikirnya esok takkan makan, perempuan malam!

Jakarta, 6 Januari 2013

Bulan Madu







Oleh : Aisyah Asafid Abdullah

Tiada mengenali kelam
Harinya di penuhi malam-malam
hatinya ibarat menyelam
tiada mengenali deadline

Bersembunyi dalam keramaian
menganyam sebuah impian
hatinya saling bertautan
berdetak-detak menyaingi detik jarum jam

Awalnya mengalungkan rayuaan
Tenggelam pada nafas yang tak beraturan
peluhnya berujung kenikmatan
lalu, ia sematkan pada keningmu pujian-pujian

Jakarta, 21 Januari 2013

Janin yang Kau Buang






Oleh : Aisyah Asafid Abdullah

Kau membuang bagian kecil hasil cinta
Karna malunya sudah kadaluarsa
takutnya hanya pada kecoa
katanya; jijik!
harusnya ia  takut pada dirinya
perilakukunyan lebik menjijikan!

Kau membuang bagian kecil hasil cinta
yang terdapat energi luar biasa
dasarnya kebahagian
tapi dilapisi berbagai hal persoalan
keharamaan, kejalangan, hingga pembunuhan
bukan ia yang menyebabkan
tapi mereka yang membuat ia ada hari ini

 ia seperti tahu apa yang terjadi.
bibirnya bergerak gerak seperti berbicara 
hasilnya bukan penjelasan
tapi kelucuan yang dapat tertawakan orang di sekelilingnya.
Siapa ia; Janin yang kau buang!

Jakarta, 15 Januari 2013

Kunang-Kunang si Kuku Syetan






Oleh : Aisyah Asafid Abdullah
Pada malam yang lembab  
Ia terlempar dari kedinginan
tersingkir karna angin
bersemayam pada kesunyian

Ia setengah dari kehidupan
Kelenyapannya dekatkan kehancuran
Ia terpelating pada kenistaan
hanya dengan segemgam kepercayaan

perihnya menyala seperti api
karna semua menyusung kenistaan
Semua itu dalam sejarahnya
akhir takdirnya adalah sesal

Oh ini masaknya ia pulang
Takkan kembali, ia hilang!
Inilah setengah kehidupan
Kunang-kunang…

Aku rindu kunang-kunang yang dulu menemani malam belajarku
aku rindu kunang-kunang yang dulu selipkan ketakutan
katanya: ia kuku syetan aku rindu ketakutan di masa kecilku
di malam aku belajar mengaji..
apakah di tempatmu?
malam ini, masih kau temukan kunang-kunang si kuku syetan?

Jakarta, 21 November 2012


Rabu, 05 Juni 2013

MENULIS PUISI ITU ENGGAK LEBAY






Assalamualaykum wa rahmatulahi wa barakatuh.....


"Duka adalah semisal gorden’ yang Tuhan pasangkan pada jendelajendela hidup manusia. dan seorang manusia jangan terpaku pada gorden itu, buka saja dengan lembutnya tanganmu lalu akan kau temukan kebahagiaan yang lebih nyata di balik kacakaca jendela yang menyala." Penggalan buku "Menjemput Cahaya" - Jamil Abd Aziz.


Salam Sejahtera untuk kalian semua ^_^
Buat MITRA JIC, pendengar setia radio Jakarta Islamic Centre 107.7 FM dan para penulis dan anggota PIC (Pena Inteligensia Club) serta teman-teman yang mau ikut gabung boleh ikuatan. Kali ini WRITING TIME hadir tidak diudara, Kita akan agendakan  KOPI DARAT alias temu kangen dan bincang-bincang cerdas. Ayo mendekat dan merapat


"Menulis Puisi itu Enggak Lebay" bersama JAMIL ABDUL AZIZ (Penulis muda asal Bandung yang sudah bergabung dalam antologi Puisi di  lima Negara
) dan membedah buku terbarunya "Menjemput Cahaya".


RABBANI KOJA Lt. 2, Jl. Keramat Jaya (samping BNI Syariah) Koja Jakarta Utara.
Pk. 13.00 s/d 15.30 WIB

Acara ini FREE dan diselenggarakan oleh Pena Inteligensia Club (PIC), dan didukung oleh Radio JIC 107,7FM dan Rabbani. Keep Writing dan Salam ^_^



Catatan : Untuk peserta "Berkelahi dalam Mimpi" bisa ambil sertifikat diacara ini. Syukron Jzk

Konfirmasi Kehadiran 083898445477

MIMPI BARUKU












Oleh: Aisyah Asafid Abd
31-05-13

Mimpi baruku, aku lebih lama mengenalnya yaitu cinta lama yang tertunda karna usia dini.

Aku mengerti bagaimana ia diam karna marah. Ia benar-benar tergores karna sebuah ucapan yg tak berarti.

Kata-kata jalang di lontarkan orang terkasih lebih menyakitkan daripada musuh yang melontarkan

Dan aku paham setelah aku beranjak dari usia dini. Sebelumnya cuma satu yang ku pegang dari diammu yaitu kejahatan. Aku benar-benar menggali luka begitu dalam bukan karna diamnya, tapi aku menaruh cinta yang begitu banyak.

Aku mulai menerima ketika ia memberi sebuah keputusan, rasanya jauh lebih baik daripada digantung tanpa bicara seminggu oleh orang tercinta itu seperti menunggu seribu tahun.

Dan benar Tuhan sudah menetapkan hari yang indah untuk kita. Bagaimana kita dipertemukan tanpa skenario manusia.

Aku jauh lebih mengenalmu lebih baik dari usia dini dulu. Kau seperti dipersiapakan untukku hari ini, begitu juga denganku.

Kau adalah mimpi baruku, duhai cinta lama yang tertunda. Bisakah kau menghapus sikap kekanakanku yang keterlaluan itu. Dan mari bersama-sama menyelesaikan asa yang sempat tertunda.

Kau adalah mimpi baruku. Jadikanlah aku jawaban dari tiap persoalanmu. Pilihlah jawaban itu aku. Karena aku adalah sebuah pilihan.

Dilema Lelaki











Oleh: Aisyah Asafid Abdullah

040613

Pada malam lalu kau bercemin untuk perempuan berambut panjang bergelombang

Pada malam ini kau menyisir rambutmu untuk perempuan berjilbab berkaca mata

Keduanya mengaku mencintaimu,dan ketika itu larut malam aku berkelahi dalam sunyi, aku bisa memahami. Kau melewati kesunyianku pada perempuan-perempuan itu

Aku perempuan tak mungkin melarangmu mendua jikalau kau menginginkanya.

Hanya saja perih ini merengkuh semenjak awal ketika kau bercermin dan menyisir bukan untukku

Aku mengerti aku adalah pilihan dan semua persoalanmu tidak hanya membutuhkan satu jawaban. Pilihlah semua jawaban-jawaban persoalan.

Meski perih bergelayutan, aku merasa ini adalah pelukan Tuhan.

Lelaki, hakikatnya aku adalah pilihan jawaban satu persolanmu bukan semua persolanmu

Wahai lelaki, kamu hebat jika kamu bisa melakukannya, membuat satu jawaban untuk semua persoalanmu

Dan kau hanya melakukannya dengan mencintaiku karna Tuhan bukan nafsumu.

Proofreading sebelum Menerbitkan Buku

  KBMN PGRI Gelombang 28 Pertemuan 12 Bapak Susanto yang ditemani dengan Ibu Helwiyah, Narasumber   mengatakan Publikasikan dan bukukanlah a...