Kamis, 09 Februari 2023

Pantun merupakan Lambang Sopan Santun




 

 Resume 13 , Kembali menyisir waktu setelah sekian lama membubuhkan waktu untuk kegiatan sekolah, ahiirnya tertinggal beberapa resume dan agenda membuat buku solo dengan mentor sedikit terbengkalai.Bukan karena tidak mau mengerjakan tapi karena ada beberapa kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan atau bisa dikatakn overload kegiatan di sekolah seperti ujian praktek, try out USK dan USK. Sehingga saat malam hari badan tidak sinkron dan memilih beristirahat.

Alhamdulilah Malam ini,Kembali menyimak Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI pada Pertemuan 13 Gelombang 28. Dengan Narasumber Bapak Miftahul Hadi,  S. Pd  dan ditemani Bapak Dail Ma’ruf, M.Pd selaku Moderator. Kegaiatan KBMN pada tanggal 6 Februari 2023 mengambil tema Kaidah Pantun. Kaidah menurut Kamus besar Bahasa Indonesia Adalah [kaidah] Arti kaidah adalah: rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; patokan; dalil (dalam matematika) Sedangkan kaidah kebahasaan adalah aturan-aturan yang digunakan dalam membentuk kalimat. Kaidah kebahasaan ini dapat dijadikan sebagai ciri/karakteristik suatu teks agar berbeda dengan jenis teks lainnya.

Bapak Miftahul Hadi,  S. Pd  menjelaskaan pengertian pantun menurut Renward Branstetter berasal dari kata “Pan” yang merujukpada sifat sopan. Yang artinya keika kkita menulis pantun ada unsur kesopanan sedang “Tun” merujuk pada asrti Santun.Maka Pantun merupakan garis besarnya memilikisopan santun. Pantun Biasanya identic dengan budaya melayu dan Betawi, amun sebenarnya daerah lain juga memiliki budaya pantun meskipun unsur kebahasaan berbedaa pada hakikanya pantun di Indonesia menjunjung nilai utamanya yaitu sopandan santun. Beberapa daerah yang memiliki oantun conthnya, Tapanuli, Sunda, Aceh, Jawa dan Melayu.

Berikut merupakan ciri pantun yang disampaian oleh  Bapak Miftahul Hadi,  S. Pd    sebagai berikut:

1. Satu bait terdiri dari 4 baris

2. Satu baris itu idealnya terdiri dari atas empat saapai lima kata

3. Satu baris pantun terdiri  atas delapan sampai dengan dua belas suku kata

4. Tiap baris terdiri daari delapan samppai dua belas suku kata

5. Baris Pertama dan kedua disebut sampiran, baris ketiga dan empat di sebut isi

 Narasumber juga menjelaskan bahwa pantun meiliki beberapa macam seperti :

1. Pantun

2. Syair

3. Gurindam

4. Karmina

Diatas merupakan jenis puisi tapi memiliki perbedaan

Kesimpulan dari pertemuan diatas bahwa kita sebagai penggiat literasi kita boomingkan pantun dalam dunia Pendidikan bahwa kaidah pantun merupakan ang dapat dipelajari arena berlambangkan kesopan santunan. Salam Literasi


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proofreading sebelum Menerbitkan Buku

  KBMN PGRI Gelombang 28 Pertemuan 12 Bapak Susanto yang ditemani dengan Ibu Helwiyah, Narasumber   mengatakan Publikasikan dan bukukanlah a...