KBMN
PGRI Gelombang 28 Pertemuan 12 Bapak Susanto yang ditemani dengan Ibu Helwiyah,
Narasumber mengatakan Publikasikan dan
bukukanlah apa yang sudah kita tulis.,agar banyak orang yang dapat membacanya. Abadikan
dalam bentuk kumpulan buah fikiran yang
tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.
Pemateri malam ini adalah seorang sarjana Bahasa Indonesia menjadi guru kelas di sebuah
SDN Mardiharjo sumatera selatan Bernama Susanto biasa di panggi pak D yang menyampaiakan
materi berjudul "Proofreading
sebelum Menerbitkan Tulisan. Jika ingin mengetahui apa, mengapa, bagaimana
proofreading bisa kita lakukan dengan mengambil satu di antara resume yang kita
dokumentasikan.
Setelah tulisan 'jadi' langkah selanjutnya adalah melakukan
swasunting atau padanannya salah satu alat yang digunakan untuk membantu kita
melakukan proofreading adalah KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti
dengan EYD. Ketetapan yang merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Saat melakukan swasunting atau pemadanan bisa saja menemukan beberapa
perubahan misalnya: Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk
terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan. Pada ejaan sebelumnya,
aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat
dan ketentuannya.
Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha-
dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan,
semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.
Contohnya:
Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.
Dalam
menulis puisi, kita bisa mengulang kalimat subjek. Sedangkan untuk esai
sebaiknya masukkan ke dalam kalimat majemuk. Beliau juga melampirkan link
belajar memperbaiki tulisan https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo
Berdasarkan
kutipan yang diambil beliau dari laman uptbahasa.untan.ac.id
Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat
dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali
bahwa teks atau esai yang akan
diserahkan
sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan
grammar, atau kesalaha-kesalahan mendasar lainnya.
Berikut
tips melakukan proofreading yang beliau sampaikan
1.
Memperhatikan
detail tulisan mulai dari kata, huruf, tanda baca, dan spasi;
2.
Membaca
dengan lantang untuk mengetahui kata-kata yang kita tulis sudah benar atau
belum;
3.
Membaca
perlahan digunakan untuk tulisan nonfiksi;
4.
Berbaik
hati kepada diri sendiri dengan memberikan istirahat untuk mendapatkan focus
yang lama dalam proofreading
Pemateri juga menyampaikan untuk penerbit Mayor, seorang editor (orang
yang memriksa terlebih dahulu tulisan sebelum diterbutkan) menyesuaikan dengan
misi perusahaan penerbitan, standar tulisan. Proofreader melakukan uji baca pada tulisan. kembali
mengutip laman uptbahasa.untan.ac.id
>> dibeberapa jurnal, mereka mewajibkan para penulis untuk
memproofread artikel mereka terlebih dahulu sebelum dikirim ke editor buku
nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama
untuk mengoreksi daripada buku fiksi. Namun, pada fiksi yang sarat dengan
dialog tentu ada aturan-aturan bagaimana menulis dialog dengan cara menggunakan
tanda baca yang benar.
Salah satu "tugas" Proofreading menurut beliau adalah
memastikan tulisan itu "bisa diterima logika dan dipahami". Jika kita melakukan proofreading atas tulisan
kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Hal
tersebut tidak akan terjadi, jika tulisan di-ENDAPKAN dahulu. Jika cara itu juga kita merasakan hal yang
sama maka mintalah orang lain untuk membaca, bisa juga meminta bantuan
proofreader atau menggunakan aplikasi editing tools yang bisa didowload melalui
playstore.
Seperti analogi pemateri: pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar
menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun
lebih tahu harus ke mana arah bola ditendang.
Proffreading adalah tahapan wajib yang harus kita lakukan setelah melalui
tahap editorial. Seperti contoh kita menulis di laptop menggunakan keyboard, begitu
juga di tablet atau hape pun menggunakan keyboard. Mungkin KBBI-nya tepat akan
tetapi, karena tanpa sengaja kita menekan tombol tertentu, misalnya spasi, ikut
tersentuh, melompat satu huruf dong.
Narasumber mengajak anggota KBMN 28 untuk melakukan Proffreading
tulisan agar tulisan kita sesuai dan bagus untuk dibaca. Salam literasi