Oleh : Aisyah Asafid Abdullah
Jingkrak-jingkrak ia terlihat bahagia
Bersolek bak pragawati
Bibirnya merah seperti cabai
senyumnya mekar seperti mawar
gaunya panjang semampai tanah membelah
paha
Lelaki memanggilnya hanya dengan menepuk
tangan
Prok..
Prok..
Prok..
Ia disamakan seperti burung dara
Ia terlupa dosa
pikirnya pada esok ia takkan makan
Malam-malamnya berselimutkan kegelisahan
Takut esok temukan nyawa dalam perutnya
malam- malam itu; tangan dan kakinya kembali dituntun
bajingan
pada fisik yang tengah sekarat
Ia masih mengayun kenistaan
pikirnya esok takkan makan, perempuan
malam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar