Oleh : Aisyah Asafid Abd
130612
Tiada
dimengerti kecuali mengenaliku dalam keheningan
Dalam
diamku “kan terdengar bias-bias
kerinduan
Aku
‘kan selamanya menanti panjang, peraduan..!
Peraduan
antara kata mencintai dan kepemilikan.
Biarlah
kumenanti panjang, menunggumu.
Kodratku
tiada upaya kepemilikan kecuali penitipan.
Aku
punya rasa yang dititipkan Tuhan.
Kujaga,
bukan ku jajahi lalu menyalahimu..
Biarlah
kumenanti panjang, menunggumu.
Janganlah
kau pecahkan semua dengan inginmu
Bukan
memberiku tempat nyata,tapi semu..!
Singkap
gundahmu, ku menanti bersama cinta Tuhan.
Menantimu,
bukan hanya menunggu Matahari kembali
Bukan
hanya menunggu rembulan dan bintang pada malam hari
Melainkan,
aku menantimu menemani pagi, sampai malam-malam
Tak
perlu khawatir, Aku menantimu bersama cinta Tuhan.
Meski
Matahari datang, Panas!
Aku
akan sedikit berpengarah..
Tuhan
akan menitipkan kesegaran, sesekali..sesekali
Lalu
Tuhan ‘kan turunkan hujan, untuk menguatkanku lagi..
Lalu,
seterusnya seperti itu,biarlah ku menanti panjang, menunggumu bersama cinta
Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar