Rabu, 14 Desember 2011

Dunia Pasti Berputar

Sesudah kembali dari ngenek,aku langsung merebahkan badanku ke kasur.walaupun kamarku berantakan ,pengap dan sesak aku tak menghiraukanya.karena aku terlalu lelah, yang ada dalam pikiranku hanya ingin istirahat,agar besok aku bisa ngenek lagi.







Waktu jam bekerku berbunyi melengking di telingaku,sudah jam lima !seperti di gerakan oleh sesuatu yang memaksa.aku segara mandi dan sholat.sial.....!aku lupa ke tukang jahit untuk menjahitkan rokku yang sobek kemarin,saat aku ngenek.keadaan yang tak pernah berubah dari pertama aku ngenek sampai sekarang rok yang aku pakai ngenek selalu robek.







Aku berharap sitohang mengerti dan tidak memarahiku karena telat nembak.sampai dipangkalan,aku berlari kecil..ada teman pangkalan berteriak..



Cepat wi ,sitohang sudah marah-marah..



Aku yang berlari kecil menjadi kencang ketakutan.hatiku berdebar debar ketakuatan ,kembali aku membenarkan jilbabku yang kemarin aku pakai,kecut dan dekil.entah apa yang akan terjadi terhadapku.aku kembali membangunkan macan dalam tidurnya,yahh ini semua salahku ,dalam hati dengan nafas yang terengah-engah..



“Dewi....!!!” jeritan macan itu melengking tajam membelah udara,Jeritan macan yang sering aku dengar setiap pagi.



“Ya ,aku salah,bang!”kataku,suaraku gemetar ketakuatan.seperti biasa kalau aku telat datang aku di suruh mengambil air dari sumur untuk mengisi bak sebesar lemari.bayangkan saja setiap bak yang aku isi penuh,pasti ke enam anaknya mandi ngantri dan aku yang mengisi bak yang besar itu kembali. Selain itu gajiku di potong setengahnya.



Lelah sekali rasanya,otot-ototku pegal seperti ada yang menarik-narik dengan kencang.akhirnya selesai juga ,duduk di samping sumur yang di sebelahnya ada pohon mangga.kembali aku usap muka dengan jilbabku,bertambah dekil dan kecut saja jilbabku ini.mana sempat aku mencuci jilbabku,aku seperti gembel saja.Sambil menikmati sejukanya duduk di pohon mangga,terlepas dan pikiranku jauh terlintas kembali oleh masa lalu ku.



Tiga tahun yang lalu aku masih jadi recepsionis di hotel termegah dan terkenal di jakarta sekarang keadaanku berubah jauh menjadi seorang kenek.lulusan terbaik SMK pariwisata,hah sambil mendengus hanya menjadi seorang kenek metromini.aneh..!,hidup yang semula aku kira gampang dan aku bisa menaklukannya.justru aku tidak berdaya menjalani cobaan hidup yang amat berat,yang harus aku lakukan adalah sabar dan selalu berusaha untuk bersyukur.aku yakin setiap aku memunajatkan doa apa yang aku pinta,Allah tidak akan bilang “ya” tapi “Yang terbaik”untuku.akan aku tunggu hal yang terbaik itu ya Allah,hanya engkau yang tahu akhir cerita kehidupanku.



Apa kabar dengan akun facebookku?aku lupa terakhir membuka nya,aku pun lupa dengan alamat email dan passwordnya.aaah..tidak penting!.



”mas irwan..!”,dimana ia sekarang?..bagaimana keadaannya?...aku sangat merindukannya. hanya ia yang tahu,aku seperti apa..! apa mungkin ia mencariku,ah tidak mungkin..!aku terlalu mengharapkannya..



Aku mengenalnya lewat jejaring sosial facebook,kesan pertama aku melihatnya ia begitu tampan.berbadan tegap, berkulit putih,mancung dan kharismatik yang mempesona.seorang manager hotel dimana aku bekerja saat aku menjadi recepsionis.aku bisa bekerja di hotel pun karena dia menjanjikanya,padahal aku tak memintanya. Mungkin ia ingin selalu dekat dengan kekasihnya.tutup mulut aku dengan temanku yang lainya,tentang hubungan aku dengan mas irwan.”mau bagaimana lagi ..?”permintaan dia seperti itu,alasannya singkat dan jelas karena ia tidak mau urusan pribadinya diketahui orang lain. aku hanya bisa menurutinya,karena Cuma dia yang menuntunku,aku tidak tahu apa-apa di jakarta ini. aku “warga baru” yang terlihat “tahu semuanya” padahal “sok tahu”. keadaan yang sangat berbeda dengan kampungku. perempuan dengan lelaki berduaan aja sudah di cap jelek bahkan di arak sekalipun. sedangkan di jakarta berpelukan bahkan seks, kalau suka sama suka ya tidak ada hukmannya . di tambah lagi perempuan merokok yang di jadikan gaya hidup.”aneeh..!,penyakit kok gaya hidup..” .



Semula aku bekerja di hotel aku berpegang teguh dengan apa yang aku pakai yaitu memakai kerudung.walaupun tuntutan kerja harus memakai rok mini aku tak menghiraukanya.selalu ada alasan setiap di tegur oleh bu monik yang level jabatannya lebih tinggi dari mas irwan. Ketika itu bu monik kembali menegurku.



“hei kamu recepsionis baru,sini..!sambil melabaikan tanganya aku disuruh menghadapnya.



“ siapa nama kamu,saya lupa...!”....



“dewi,bu..”



“iya kamu dewi,sudah berapa kali saya tegur,buka kerudung kamu...! sambil teriak...



“saya minta maaf bu saya salah,tapi saya tidak akan melepaskan kerudung ini.justru kalau saya melepasnya aku lebih bersalah dengan semua orang yang saya sayangi,saya sudah memakainya dari kelas lima SD dan hanya melepaskannya Cuma gara-gara pekerjaan,rizki Allah luas bu.lebih baik saya kehilang pekerjaan dari pada melepaskan kerudungku”. Mas irwan tiba-tiba datang dan membelaku



“mohon maaf bu ,saya harap ibu mengerti dan lebih mempertimbangkan lagi. Pelayanan dewi bagus banyak tamu yang suka dengan keramahanya,itu terbukti kalau pakaian tak mempengaruhi pekerjaanya..”



“ya sudah kamu keluar,dan tinggalkan aku dengan irwan”sahut monik dengan kesal.



Mual rasanya mendengar teguran kali ini,seperti orang bodoh berteriak-teriak. Untung saja ada mas irwan,kalau tidak mati aku.







Setelah tiga bulan bekerja menjadi recepsionis,banyak masalah yang bergulir yang sulit aku pecahkan.setiap malam aku kerap gelisah ,susah tidur. Memikirkan masalah-masalh itu,memang benar cemburu itu menguras hati. Tapi kenapa mas irwan menyembunyikan semua ini. Aku cemburu setiap teman – temanku menggodainya ,sedangkan aku hanya diam seribu bahasa.



Yang membuatku kaget dan menjengkelkan,terdengar ibu monik adalah pacar mas irwan,kesal aku mendengarnya. Kalau memang benar, aku semakin tutup mulut tentang hubunganku dengan mas irwan. Keadaan yang seperti ini yang membuat aku lemah.



Setiap ku tanyakan masalah ini kepada mas irwan ia selalu mengelak dan tak mengakuinya,justru membuatku lebih buruk bukan lebih baik. Setiap harinya aku selalu di kejar kejar dengan perasaan yang tak menentu bimbang. Tidak tahu kenapa aku jadi seperti ini ,aneh mungkin ini yang dinamakan cinta. Walaupun masalah ini aku gonjang ganjingkan ke mas irwan. Namun mas irwan tak pernah menganggap serius,seperti biasa ia selalu perhatian dan mengerti aku.



Selepas dari hotel kurebahkan badanku ke sofa depan ruang tamuku..”ahh..lelah sekali hari ini..”.tiba-tiba telepon yang ku letakan di meja berdering-dering membangunkanku. Telepon dari mas irwan..



“hallo...”



“sayang?”suara itu mesra sekali...



“ya”masih kesal dalam hati...



“sayang sepertinya kamu lelah sekali hari ini.?....”



“ya”aku menjawab dengan menggantung...



“kamu sudah makan sayaang...?”



“belum”...



“kok belum,aku akan datang setengah jam lagi membawa makanan,tunggu ya sayang..? love you...?”



“love you too”



Telepon, kembali aku letakan di meja. “putus asa aku.love you!mudah benar menyebutkan kata love you”. Kembali kurebahkan badanku ke sofa selepas melepas kaos kakiku yang belum aku buka. “bukan cinta tapi apes “,kalau ketahuan ,aku pacar gelap mas irwan.aku dan mas irwan pasti kehilangan pekerjaan. Saat ini banyak yang kupikirkan tapi entah harus berbuat apa.



Diluar diguyur hujan deras dan tak mau berhenti sudah satu jam ia belum datang juga.”sabar ya makanannya belum datang...”sambil mengelus perutnya yang sudah lapar...samar samar terdengar suara yang mengetuk pintu “pasti mas irwan”...



Tertutup sudah kelelahannku saat ia memperhatikanku dan begitu menunjukan rasa sayangnya padaku.



“Nasi goreng kesukaan sayang....”



“makasih sayang...” dewi tersenyum sumringah...



Segera aku makan ,karena perutku belum ku isi dari siang.







Waktu jam dingding berbunyi,sudah jam dua belas.hujan deras masih mengguyur jakarta sepertinya tak mau berhenti.”bagaimana ini tidak bawa jas hujan lagi”



“kamu sih terlalu sayang dengan motor kamu kemana-mana pakai motor”. Ia tersenyum saja.



Akhirnya dewi tawarkan mas irwan menginap di kontrakannyanya.



Lampu lampu rumahku ,ku matikan.sepertinya mas irwan juga lelah,ia sudah tidur pulas di sofa ruang tamuku.aku masuk ke kamar dan segera memejamkan mataku yang sudah sepet.berlindung dalam selimut dari dingin.”hmmmm..hangatnya”.



Setengah tak sadar sepertinya sudah pagi. Lampu kamarku ada yang menyalakannya. Tapi aku tak mau beranjak dari kamar tidur. Selimut yang berantakan aku julurkan menutup sampai kepalaku.



“ sudah pagi sayang nanti kesiangan” mas irwan sambil memeluk dewi...



“masih ngantuk sayang”...



Ia semakin erat memelukku ,dan aku hanya diam.ia terbakar cinta dan aku pun ikut terbakar olehnya. Aku lupa ,karena larut dalam suasana yang bisu. sehingga ketegangan pun memuncak dan ketika tubuh mulai gemetar terbungkus rapi olehnya. aku tidak bisa melawan semua itu,semua telah terjadi dan kami menikmatinya.



Dua bulan setelahnya ,akhirnya ibu monik mengetahui hubungan aku dengan mas irwan. mas irwan di pecat,sebenarnya ia di suruh memilih anatara bu monik dan aku. Sepertinya ia terlalu mencintaiku,”ia memilihku,dan ia pun di pecat”.



Mas irwan mengajak aku menikah,tapi aku menolaknya ,dengan alasan aku tidak ingin menikah muda. Padahal alasan sebenarnya adalah aku masih ingin bekerja dengan bu monik. Aku telah menipunya,dan telah membohongi perasaanku sendiri.



Terakhir mas irwan bilang”aku sudah menawarkan hal yang terbaik untukmu ,aku ingin bertanggung jawab atas semuanya. Namun kamu menolaknya. Perempuan itu ingin di mengerti,tapi kenapa kau justru tidak mengerti. Apa yang aku perbuat ,di pandang sebelah mata”.



Sakit rasanya “ingat apa yang ia katakan,bukan perkataan ia ,yang membuatku sakit,tapi tingkahku yang sok cuek dan tidak peduli saat ia menawaran kebaikan untukku”.



Apa yang aku harapakan lagi,orang yang paling dekat denganku semuanya menjauh dan tidak percaya padaku. Bahkan orang tuaku saja tidak percaya, mereka kira aku bekerja di jakarta menjadi psk di sebuah hotel “entah kabar dari mana ia dengar,dan yang lebih parah ia percaya kabar trsbt”



“heh...” seorang menganggetkanku..



Tersadar dari masa laluku yang kelam...



sore itu dewi sudah pulang..dan ia berencana untuk menjahitkan rok-roknya yang sobek ke tukang jahit. banyak rok yang sobek ,tapi aku baru sempat ke tukang jahit sekarang.







“mas,saya mau menjahit rok yang sobek,bisa di tunggu sekarang..?”



“bisa,...” tanpa menoleh...seorang pria beruban ,berkacamata,putih dan kurus,kaki sebelah kiri buntung..



“bagaimana ia bisa menjahit,kakinya Cuma satu” dalam hati dewi...



“maaf mas,yang jahitin rok saya siapa ya...”



“saya mba, tunggu sebentar ya...” belum menoleh juga...



“ia mas ...”...



Pria yang tangguh walaupun ia cacat seumur hidup tapi itu tidak di jadikan alasan untuk tdk mencari nafkah..subhanallah...



“ia mba ada yang bisa saya bantu,...banyak sekali roknya”sambil membenarkan kaca matanya...



“hah... mas irwan” kata dewi dengan kaget



“dewi”...kata irwan bekas pacar dewi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proofreading sebelum Menerbitkan Buku

  KBMN PGRI Gelombang 28 Pertemuan 12 Bapak Susanto yang ditemani dengan Ibu Helwiyah, Narasumber   mengatakan Publikasikan dan bukukanlah a...